OBSERVASI
Observasi
atau pengamatan merupakan salah satu teknik pengumpulan data/fakta
yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem. Observasi adalah pengamatan
langsung para pembuat keputusan berikut
lingkungan fisiknya dan atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan.
yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem. Observasi adalah pengamatan
langsung para pembuat keputusan berikut
lingkungan fisiknya dan atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan.
Mengamati Perilaku Para Pembuat Keputsan
Jenis informasi yang dicari saat
mengamati perilaku para pembuat keputusan berikut
lingkungan fisiknya adalah :
a.
Mengumpulkan pandangan-pandangan
mengenai apa yang sebenarnya dilakukan
para
pembuat keputusan.
b.
Melihat secara langsung hubungan
yang ada antara pembuat keputusan dengan
anggota
organisasional lainnya.
c.
Mengamati pengaruh yang ditimbulkan
pembuat keputusan terhadap unsur-unsur
fisik
ruang kerja mereka.
d.
Memahami pesan-pesan yang dikirim
lewat kontrolnya (misalnya cara
berpakaian,
posisi meja)
Observasi
1
Observasi membantu menegaskan atau
menolak serta melihat kembali tentang apa
saja yang telah ditemukan lewat wawancara,
kuesioner.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan
dalam mengamati kegiatan-kegiatan pembuat
keputusan atau seorang manajer
adalah :
a.
Putuskan apa yang diobsevasi
(kegiatan).
b.
Putuskan pada level berapa
kegiatan-kegiatan konkret tersebut diobservasi.
c.
Menciptakan kategori-kategori yang
memadai untuk menangkap kegiatan-kegiatan utama.
d.
Menyiapkan skala, daftar nama atau
materi-materi lainnya yang tepat untuk observasi.
e.
Memutuskan kapan melakukan
observasi.
Setiap pendekatan terhadap kapan
harus melakukan observasi memiliki masing-masing kelebihan dan kekurangannya.
Sampling waktu memungkinkan penganalis Observasi menyusun interval-interval
tertentu untuk mengamati kegiatan para manajer. Sedangkan sampling peristiwa
menampilkan pengamatan suatu perilaku integral menurut konteks alamiahnya.
Mengamati
Suatu Kegiatan
Pada
waktu melakukan observasi kegiatan, penganalisis dapat ikut juga berpartisipasi
atau hanya mengamati saja orang-orang yang sedang melakukan suatu kegiatan
tertentu yang diobservasi.
Observasi mempunyai beberapa
kebaikan dan juga kekurangan dibandingkan dengan
teknik pengumpulan data lainnya.
Kebaikan dari observasi adalah
sebagai berikut :
a.
Data yang dikumpulkan melalui
observasi cenderung mempunyai keandalan yang tinggi.
b.
Kadang observasi dilakukan untuk
mengecek validitas dari data yang telah diperoleh sebelumnya dari
individu-individu.
c.
Dapat melihat langsung apa yang
sedang dikerjakan, pekerjaan-pekerjaan yang rumit kadang-kadang sulit untuk
diterangkan.
d.
Dapat menggambarkan lingkungan fisik
dari kegiatan-kegiatan, misalnya tata letak fisik peralatan, penerangan,
gangguan suara dan lain-lain.
e.
Dapat mengukur tingkat suatu
pekerjaan, dalam hal waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit
pekerjaaan tertentu.
Sedangkan kekurangannya adalah sebagai
berikut :
a.
Umumnya orang yang diamati merasa
terganggu atau tidak nyaman, sehingga akan melakukan pekerjaannya dengan tidak
semestinya.
b.
Pekerjaan yang sedang diamati
mungkin tidak mewakili suatu tingkat kesulitan pekerjaan tertentu atau
kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu dilakukan atau volume-volume
kegiatan tertentu.
c.
Dapat mengganggu proses yang sedang
diamati.
d.
Orang yang diamati cenderung
melakukan pekerjaannya dengan lebih baik dari biasanya dan sering menutup-nutupi
kejelekan-kejelekannya.
Observasi
2
Petunjuk-petunjuk yang dapat
dipertimbangkan untuk melakukan observasi yang
efektif adalah sebagai berikut :
1. Yang harus dilakukan untuk melakukan
observasi, hal-hal yang harus dilakukan :
a.
Rencanakan terlebih dahulu observasi
yang akan dilakukan, meliputi :
1 • Apa yang akan diobservasi
2 • Dimana letak lokasi observasi
3 • Kapan observasi akan dilakukan
4 • Siapa yang akan melaksanakan observasi tersebut
5 • Siapa yang akan diobservasi
6 • Bagaimana melaksanakan observasi tersebut.
1 • Apa yang akan diobservasi
2 • Dimana letak lokasi observasi
3 • Kapan observasi akan dilakukan
4 • Siapa yang akan melaksanakan observasi tersebut
5 • Siapa yang akan diobservasi
6 • Bagaimana melaksanakan observasi tersebut.
b.
Mintalah ijin terlebih dahulu dari
manajer dan atau pegawai yang terlibat
c.
Bertindaklah dengan rendah hati (low
profile)
d.
Lengkapilah dengan catatan selama
observasi
e.
kaji ulang hasil observasi dengan
individu-individu yang terlibat.
2. Yang tidak boleh dilakukan, yaitu
:
a.
Menggangu kerja individu yang
diobservasi maupun individu lainnya.
b.
Terlalu menekankan pada
pekerjaan-pekerjaan yang tidak penting.
c.
jangan membuat asumsi-asumsi.
WAWANCARA ( INTERVIEW )
A. Pengertian
Menurut pengertiannya wawancara
adalah Tekhnik pengumpulan data atau informasi dari “informan” dan atau
“Responden” yang sudah di tetapkan, di lakukan dengan cara ”Tanya jawab sepihak
tetapi sistematis” atas dasar tujuan penelitian yang hendak di capai.
Menurut beberapa ahli, wawancara
juga di definiusikan sebagai berikut :
Wawancara
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan
sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog ( Tanya jawab ) secara
lisan, baik langsung maupun tidak langsung ( I. Djumhur dan Muh.Surya, 1985 ).
Wawancara
adalah salah satu metode untuk mendapatkan data anak atau orang
tua dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan/face to face relation
( Bimo Walgito, 1987 ). Wawancara adalah alat untuk memperoleh data atau fakta atau informasi dari seorang murid secara lisan ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ).
tua dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan/face to face relation
( Bimo Walgito, 1987 ). Wawancara adalah alat untuk memperoleh data atau fakta atau informasi dari seorang murid secara lisan ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ).
Wawancarainfor
m atif adalah suatu alat untuk memperoleh fakta/data informasi
dari murid secara lisan . Dengan tujuan mendapatkan data yang diperlukan untuk
bimbingan ( WS. Winkel, 1995 ).
dari murid secara lisan . Dengan tujuan mendapatkan data yang diperlukan untuk
bimbingan ( WS. Winkel, 1995 ).
B. Tujuan wawancara.
Ada berbagai tujuan yang dapat
dicapai dalam wawancara yaitu :
1.
Menciptakan hubungan baik diantara
dua pihak yang terlibat ( subyek wawancara
dan pewawancara ). Pertemuan itu harus bebas dari segala kecemasan dan
ketakutan sehingga memungkinkan subyek wawancara menyatakan sikap dan
perasaan dengan bebas, tanpa mekanisme pertahanan diri yang kadang-kadang
menghambat pernyataannya.
dan pewawancara ). Pertemuan itu harus bebas dari segala kecemasan dan
ketakutan sehingga memungkinkan subyek wawancara menyatakan sikap dan
perasaan dengan bebas, tanpa mekanisme pertahanan diri yang kadang-kadang
menghambat pernyataannya.
2.
Meredakan ketegangan yang terdapat
dalam subyek wawancara. Oleh karena
subyek wawancara pada umumnya membawa berbagai ketegangan emosi ke
dalam
pertemuan dalam wawancara itu, maka kedua belah pihak harus berusaha
meredakan ketegangan di dalam dirinya.
subyek wawancara pada umumnya membawa berbagai ketegangan emosi ke
dalam
pertemuan dalam wawancara itu, maka kedua belah pihak harus berusaha
meredakan ketegangan di dalam dirinya.
3.
Menyediakan informasi yang
dibutuhkan. Dalam wawancara kedua belah pihak akan mendapat kesempatan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkannya.
4.
Mendorong kearah pemahaman diri pada
pihak subyek wawancara. Hampir semua subyek wawancara menginginkan pemahaman
diri yang lebih baik, dan pada dasarnya memiliki kesanggupan dan bakat yang
seringkali tidak dapat berkembangdengan sempurna . Dengan wawancara subyek
wawancara akan lebih memahami dirinya.
5.
Mendorong ke arah penyusunan
kegiatan yangkons tr uktif pada subyek wawancara.
B. Macam-macam
Wawancara.
Ada bermacam-macam jenis wawancara
sesuai dengan tujuannya ataupun sifat - sifat yang lain yang ada dalam
wawancara, seperti jumlah orang yang diwawancarai dan menurut peranan yang
dimainkan.
1.
Menurut funsinya di bedakan antara
wawancara primer, pelengkap dan Pengukur
a.
wawancara Primer, yaitu wawancara
yang berfungsi sebagai satu–satunya alat pengumpul data yang lainnya (
observasi dan kuesioner )
b.
wawancara pelengkap, yaitu wawancara
yang berfungsi sebagai pelengkap dari alat-alat pengumpul data lainnya (
observasi dan kuesioner )
c.
wawancara pengukur, yaitu wawancara
yang hasilnya di gunakan untuk menguji kebenaran atau kemantapan suatu
data/informasi yang di kumpulkan dengan cara lain ( observasi dan kuesioner ).
2.
Menurut tekhniknya dibedakan antara
wawancara bebas, wawancara terkendali, dan wawancara bebas terkendali
a.
wawancara bebas, yaitu wawancara
antara 2 orang atau lebih yang seolah-olah mengadakan “obrolan bebas” ( free
talk ) tanpa kendali, wawancara bersifat pasif,sebaliknya yang di wawancara
bersifat bebas mengemukakan keterangan keterangannya ( yang di wawancara
bersifat dominant ).
b.
wawancara terkendali, yaitu
wawancara antara 2 orang atau lebih yang terkendali; pewawancara bertindak
sebagai pengarah melalui pertanyaan-pertanyaan dan pokok permasalahan. Jadi merupakan
kebalikan dari wawancara bebas.
c.
wawancara bebas – terkendali,
wawancara ini merupakan perpaduan antara wawancara bebas dan wawancara
terkendali. Dengan perpaduan ini dapat saling
menutupi kelemahan satu sama lain; pewawancara hanya berperan sebagai pengarah dan yang di wawancara tidak dominan dan tidak pasif.
menutupi kelemahan satu sama lain; pewawancara hanya berperan sebagai pengarah dan yang di wawancara tidak dominan dan tidak pasif.
3.
Menurut tujuannya, wawancara dapat
dibedakan menjadi :
a.
The employment interview, yaitu
interview yang ditujukan untuk mendapatkan gambaran sampai mana sifat-sifat
yang dipunyai oleh seseorang terhadap kreteria yang diminta oleh suatu
employment.
b.
Informational interview, yaitu
interview yang ditujukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan
c.
Administrative interview, yaitu
interview yang dijalankan untuk keperluan administrasi, misalnya untuk
kesejahteraan organisasi, untuk mendapatkan perubahan-perubahan di dalam
tindakannya ( change in behavior )
d.
Counseling interview, yaitu
interview yang dijalankan untuk keperluan konseling. Interview ini khas dipergunakan dalam proses
konseling.
4.
Menurut jumlah orang yang
diinterview, wawancara dapat dibedakan menjadi
:
a.
Interview perorangan ( individu ),
yaitu wawancara yang dilakukan secara perseorangan, yang menyangkut masalah-masalah
pribadi yang dialami oleh subyek wawancara. Misalnya : wawancara antara seorang
klien dengan seorang petugas bimbingan.
b.
Interview kelompok, yaitu wawancara
yang dilakukan secara kelompok (lebih dari
satu orang), Misalnya : antara petugas bimbingan dengan seluruh siswa .
5.
Menurut peranan yang dimainkan,
wawancara dapat dibedakan menjadi :
a.
The non directive interview, yaitu
interview yang kurang terpimpin dan kurang mendasarkan atas pedoman-pedoman tertentu.
Biasanya digunakan dalam proses konseling.
b.
The focused interview, yaitu
interview yang ditujukan kepada orang-orang tertentu yang mempunyai hubungan dengan
obyek-obyek yang diselidiki.
c.
The repeated interview, yaitu
interview yang berulang. Interview ini terutama digunakan untuk mencoba mengikuti perkembangan yang
tertentu terutama proses sosial.
6. Berdasarkan sifatnya, wawancara
dibedakan menjadi :
a.
Wawancara langsung, yaitu wawancara
yang dilakukan dengan seseorang untuk memperoleh keterangan mengenai orang
tersebut.
b.
Wawancara tidak langsung, yaitu
wawancara yang dilakukan dengan seseorang untuk memperoleh keterangan mengenai
orang lain.
c.
Wawancara insidentil, yaitu
wawancara yang dilakukan sewaktu-waktu bila dianggap perlu.
d.
Wawancara berencana, yaitu wawancara
yang dilakukan secara berencana pada waktu yang telah ditetapkan.
D.
Bagian-bagian Wawancara.
Dalam wawancara terdapat
bagian-bagian tertentu yang dapat dipandang sebagai bagian-bagian dari
wawancara :
1.Permulaan atau Pendahuluan
wawancara
Pada
bagian ini terutama ditujukan untuk mendapatkan hubungan yang baik ( dalam
mengadakan kontak pertama ) antarainter viewer denganinter viewee dan biasanya diisi
dengan menyampaikan maksud dan tujuan dari interview itu. Peranan
bagian ini penting, karena dengan mengadakan kontak yang pertama ini akan
memberikan gambaran tentang jalannya interview selanjutnya. Kalau telah terjadi
hubungan yang baik dan timbul perasaan saling mempercayai, maka hal ini telah
merupakan sumbangan yang besar artinya dalam perkembangan interview
selanjutnya.
mengadakan kontak pertama ) antarainter viewer denganinter viewee dan biasanya diisi
dengan menyampaikan maksud dan tujuan dari interview itu. Peranan
bagian ini penting, karena dengan mengadakan kontak yang pertama ini akan
memberikan gambaran tentang jalannya interview selanjutnya. Kalau telah terjadi
hubungan yang baik dan timbul perasaan saling mempercayai, maka hal ini telah
merupakan sumbangan yang besar artinya dalam perkembangan interview
selanjutnya.
2. Inti Interview
Bagian
ini merupakan bagian di mana maksud serta tujuan interview harus dapat
dicapai . Bila maksud dari interview untuk mengumpulkan data tentang latar belakang
sosial, maka pada bagian ini maksud itu harus bisa dicapai.
dicapai . Bila maksud dari interview untuk mengumpulkan data tentang latar belakang
sosial, maka pada bagian ini maksud itu harus bisa dicapai.
3. Akhir Interview
Bagian
ini merupakan bagian di mana interview mulai berakhir. Interview dapat
ditutup dengan mengadakan penyimpulan tentang apa yang telah dibicarakan ( misalnya :
dalam konseling interview ). Kadang-kadang interview ditutup dengan menentukan
waktu kapan interview itu akan dilanjutkan lagi, bila masih dibutuhkan mengadakan
interview lagi.
ditutup dengan mengadakan penyimpulan tentang apa yang telah dibicarakan ( misalnya :
dalam konseling interview ). Kadang-kadang interview ditutup dengan menentukan
waktu kapan interview itu akan dilanjutkan lagi, bila masih dibutuhkan mengadakan
interview lagi.
E. Langkah-langkah Wawancara
Pedoman/petunjuk wawancara secara
garis besar, sebagai berikut :
1.
Persiapan.
a.
Menentukan tujuan.
b.
Menetapkan bentuk pertanyaan (
pertanyaan bebas atau terpimpin ).
c.
Menetapkan responden yang
diperkirakan sebagai sumber informasi.
d.
Menetapkan jumlah responden yang
akan diwawancarai
e.
Menetapkan jadwal pelaksanaan
wawancara
f.
Mengadakan hubungan dengan
responden.
2.
Pelaksanaan
a.
Memilih pertanyaan-pertanyaan yang
benar-benar terarah dan dibutuhkan dalam rangka mengumpulkan informasi.
b.
Mengadakan wawancara.
3. Penutup.
a.
Menyusun laporan wawancara secara
sistematis
b.
Mengadakan evaluasi tentang
pelaksanaan wawancara
c.
Mengadakan diskusi tentang hal-hal
yang dianggap penting dari pelaksanaan wawancara itu
F.
Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Wawancara.
a.
Agar wawancara dapat mencapai hasil
yang baik perlu adanya beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam mengadakan wawancara :
Orang yang akan mengadakan wawancara harus mempunyai latar belakang
tentang apa yang akan ditanyakan, karena yang akan ditanyakan perlu
dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, agar wawancara dapat berlangsung dengan
lancar, sistematis, dan teratur.
harus diperhatikan dalam mengadakan wawancara :
Orang yang akan mengadakan wawancara harus mempunyai latar belakang
tentang apa yang akan ditanyakan, karena yang akan ditanyakan perlu
dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, agar wawancara dapat berlangsung dengan
lancar, sistematis, dan teratur.
b.
Pewawancara harus menjelaskan dengan
sebaik-baiknya apa maksud serta tujuan dari wawancara tersebut.
c.
Dalam wawancara harus dijaga agar
selalu ada hubungan yang baik. Hubungan
baik ini merupakan sumbangan yang besar di dalam jalannya atau hasil
wawancara yang
akan dapat dicapai.
baik ini merupakan sumbangan yang besar di dalam jalannya atau hasil
wawancara yang
akan dapat dicapai.
d.
Pewawancara atau pembimbing harus
mempunyai sifat dapat dipercaya. Rahasia
dari individu yang diwawancarai atau klien harus dapat disimpan dengan baik,
sebab kalau tidak demikian, kemungkinan klien tidak akan mengutarakan sesuatu
kepada wawancara dengan terbuka.
dari individu yang diwawancarai atau klien harus dapat disimpan dengan baik,
sebab kalau tidak demikian, kemungkinan klien tidak akan mengutarakan sesuatu
kepada wawancara dengan terbuka.
e.
Pertanyaan hendaknya diajukan dengan
hati-hati, teliti dan kalimatnya harus jelas.
f.
Harus dijaga jangan sampai ada
hal-hal yang mungkin mengganggu jalannya
wawancara. Bila ada hal-hal yang sekiranya dapat mengganggu, sebaiknya hal-hal
tersebut disingkirkan lebih dahulu.
wawancara. Bila ada hal-hal yang sekiranya dapat mengganggu, sebaiknya hal-hal
tersebut disingkirkan lebih dahulu.
g.
Bahasa yang digunakan oleh
pewawancara harus disesuaikan dengan kemampuan yang diwawancarai.
h.
Sekalipun pertanyaan-pertanyaan
telah dipersiapkan terlebih dahulu supaya
sistematis, tetapi didalam memberikan pertanyaan-pertanyaan jangan sampai
kaku, masing-masing pertanyaan dapat diperluas kepada hal-hal yang
berhubungan
dengan pertanyaan itu.
sistematis, tetapi didalam memberikan pertanyaan-pertanyaan jangan sampai
kaku, masing-masing pertanyaan dapat diperluas kepada hal-hal yang
berhubungan
dengan pertanyaan itu.
i.
Pewawancara atau pembimbing harus
menjaga jangan sampai ada waktu diam yang terlalu lama. Hal yang demikian akan
mematikan suasana wawancara.
j.
Pewawancara harus mengadakan kontrol
di dalam wawancara. Kalau ada hal-hal
yang bertentangan satu dengan yang lainnya perlu pewawancara mencari
ketegasan.
yang bertentangan satu dengan yang lainnya perlu pewawancara mencari
ketegasan.
k.
Pertanyaan-pertanyaan untuk
mengadakan kontrol di ajukan setelah wawancara sampai kepada suatu titik
tertentu. Jadi jangan sampai memotong pembicarann, karena ini akan mengganggu
jalannya wawancara.
l.
Lamanya waktu wawancara sebenarnya
tergantung, kepada masalahnya. Tetapi
pada umumnya wawancara yang terlalu lama akan melelahkan kedua belah pihak.
Karenanya waktu wawancara sekitar 30 menit merupakan waktu yang cukup.
pada umumnya wawancara yang terlalu lama akan melelahkan kedua belah pihak.
Karenanya waktu wawancara sekitar 30 menit merupakan waktu yang cukup.
m. Di dalam wawancara hendaknya dihindari aku dari pewawancara
atau pembimbing. Jangan samapai aku tersebut ditonjol-tonjolkan.
n.
Individu yang sukar berbicara tidak
boleh dipaksa untuk memberikan keterangan/penjelasan dengan panjang lebar.
o.
Tidak terlalu banyak membuat catatan
selama wawancara berlangsung. Selalu harus minta ijin pada individu untuk
membuat catatan seperlunya.
p.
Menghindari pertanyaan yangsuges tif,
yang mendorong murid untuk memberikan
jawaban yang baik dan hindarkan pertanyaan yang hanya menuntut jawaban ya
atau tidak.
jawaban yang baik dan hindarkan pertanyaan yang hanya menuntut jawaban ya
atau tidak.
G.
Kelebihan dan Keterbatasan Wawancara.
1. Kelebihan Wawancara.
a.
Wawancara merupakan teknik yang
paling tepat untuk mengungkapkan keadaan pribadi subyek wawancara.
b.
Dapat dilaksanakan terhadap setiap
individu dan tingkatan umur.
c.
Wawancara selalu digunakan untuk
mengumpulkan data pelengkap terhadap data yang dikumpulkan dengan teknik lain.
d.
Dapat diselenggarakan serempak
dengan observasi.
e.
Bahasa dari pewawancara dapat
disesuaikan dengan keadaan subyek wawancara.
f.
Subyek wawancara berhadapan langsung
dengan pewawancara, maka diharapkan
dapat menimbulkan suasana persaudaraan yang baik, sehingga hal ini akan
mempengaruhi hasil wawancara.
dapat menimbulkan suasana persaudaraan yang baik, sehingga hal ini akan
mempengaruhi hasil wawancara.
g.
Isi pertanyaan dan caranya
mengajukan pertanyaan dapat disesuaikan dengan
tingkat perkembangan dan daya tangkap sebyek wawancara. Baik pewawancara
maupun subyek wawancara dapat memberikan penjelasan lebih lanjut bilamana
pertanyaan atau jawaban belum jelas.
tingkat perkembangan dan daya tangkap sebyek wawancara. Baik pewawancara
maupun subyek wawancara dapat memberikan penjelasan lebih lanjut bilamana
pertanyaan atau jawaban belum jelas.
h.
Tidak dibatasi oleh kemampuan dan
menulis individu, artinya orang tidak dapat membaca atau menulispun dapat
diajak wawancara
i.
Kerahasiaan pribadi lebih terjamin.
2. Keterbatasan Wawancara.
a.
Kalau pewawancara atau subyek
wawancara mempunyai suatu prasangka yang satu kepada yang lain, hasil wawancara tidak
akan memuaskan.
b.
Mengadakan wawancara dengan individu
satu persatu memerlukan banyak waktu dan tenaga dan mungkin juga biaya.
c.
Menuntut keahlian, ketrampilan, dan
penguasaan bahasa yang baik dari pewawancara.
d.
Sangat tergantung kepada kesediaan,
kemampuan dan keadaan sementara dari
subyek wawancara, yang mungkin sangat menghambat ketelitian hasil
wawancara.
subyek wawancara, yang mungkin sangat menghambat ketelitian hasil
wawancara.
e.
Laju dan materi wawancara sangat
dipengaruhi oleh situasi sekitar tempat
wawancara. Sekalipun ada segi-segi kelemahan, namun wawancara masih banyak
sumbangannya sebagai metode untuk mendapatkan data. Bahkan dalam proses
konseling, wawancara merupakan alat yang sangat pokok.
wawancara. Sekalipun ada segi-segi kelemahan, namun wawancara masih banyak
sumbangannya sebagai metode untuk mendapatkan data. Bahkan dalam proses
konseling, wawancara merupakan alat yang sangat pokok.
H.
Sifat-sifat Pertanyaan dalam Wawancara.
Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan
dalam wawancara hendaknya sesuai
dengan kebutuhan
a.
Pertanyaan yang bersifat mendorong
pembahasan dan pemahaman. Contoh: Coba, ceritakan lebih lanjut. Bagaimana
menurut pendapatmu.
b.
Pertanyaan yang menarik pemahaman.
Yaitu pertanyaan yang mengandung kata
karena, oleh sebab...., mengandung
sebab akibat.
karena, oleh sebab...., mengandung
sebab akibat.
c.
Pertanyaan yang mendorong penerimaan
perasaan.
Contoh
: Apakah anda merasa senang ?
d.
Pertanyaan yang mendorong
sikap/tingkah laku tertentu, ( pertanyaan yang mendorong, memperlua
pandangan/memberi dorongan tentang sesuatu hal), Contoh : anda jelaskan,
bagaimana hal ini bisa terjadi.
I.
Kapan sebaiknya Wawancara Diakhiri ?
Suatu wawancara diakhiri dengan
memperhatikan beberapa hal :
1.
Bila data/keterangan yang diperoleh
sudah cukup/sesuai dengan harapan pewawancara.
2.
Dengan melihat sikap orang yang
diwawancarai.
3.
Sebaiknya tidak lebih dari 30 menit.
Karena wawancara dalam konseling
tidak cukup hanya satu kali, maka konselor harus tahu waktu dan konselor harus
menjaga agar hubungan baik yang tercipta terjaga dengan berjanji kalau konselor
masih bersedia melanjutkan wawancara lagi dilain waktu, jika klien masih
menghendaki.
J.
Hal-hal yang Mempengaruhi Keberhasilan Wawancara.
Berhasil tidaknya wawancara
ditentukan oleh kedua belah pihak pewawancara
dan subyek wawancara yaitu
tergantung kepada hal-hal sebagai berikut :
1.
Hubungan baik antara pewawancara (inter
viewer ) dan subyek wawancara (interviewee).
2.
Ketrampilan sosial pewawancara yang
meliputi :
a.
sikap dalam berbuat dan berbicara
b.
sikap tidak ingin menang sendiri
c.
nada dan irama berbicara
d.
kemampuan untuk mempergunakan dan
memanipulasi kata-kata yang tepat dalam berbagai suasana dan situasi
3.
Pedoman wawancara yang harus
disususun bersama-sama dan alat untuk mencatat
hasil wawancara itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar